Artikel

Tetradotoksin, Marine Toxin yang membuat ikan buntal jadi hewan lucu tapi berbahaya (Bagian 1)

Baru-Baru ini, beredar kembali berita pada kanal detik.com tentang nelayan Indonesia di Sulawesi Selatan yang keracunan karena memakan Ikan Buntal yang dibakar. Beberapa bulan sebelumnya di tahun yang sama pada kanal kompas.tv, kematian seorang ibu rumah tangga dan dua anaknya di Maluku Tengah dikaitkan dengan konsumsi ikan buntal yang digoreng. Kedua berita tersebut merupakan dua

Read More »

Tetradotoksin, Marine Toxin yang membuat ikan buntal jadi hewan lucu tapi berbahaya (Bagian 1)

Baru-Baru ini, beredar kembali berita pada kanal detik.com tentang nelayan Indonesia di Sulawesi Selatan yang keracunan karena memakan Ikan Buntal yang dibakar. Beberapa bulan sebelumnya di tahun yang sama pada kanal kompas.tv, kematian seorang ibu rumah tangga dan dua anaknya di Maluku Tengah dikaitkan dengan konsumsi ikan buntal yang digoreng. Kedua berita tersebut merupakan dua berita yang paling terbaru tentang keracunan Ikan buntal, namun sudah lebih dari 5 kasus dalam rentang waktu sepuluh tahun terjadi di indonesia dengan banyak korban meninggal dunia yang telah dikaitkan dengan kejadian serupa. kok bisa ya ?

Ilustrasi Ikan Buntal, Sumber : AI generative

Ikan buntal dengan nama latin Tetraodontidae yang terkenal dengan penampilannya yang unik dan menarik, sebenarnya memiliki potensi bahaya yang sangat besar. Tetradotoksin (TTX) merupakan salah satu jenis Marine Toxin. Marine Toxin merupakan senyawa berbahaya yang dihasilkan oleh organisme laut seperti ikan, mikroalga, cyanobacteria dan jenis makhluk laut lainnya. Racun ini dapat terakumulasi pada jejaring makanan laut sehingga berbahaya bagi manusia maupun bagi ekosistem laut.

Struktur dan properti dari TTX, Sumber : Shimadzu

TTX adalah salah satu neurotoksin alami paling kuat yang ditemukan di alam. Menurut Food and Drug Administration (FDA), racun Tetrodotoksin (TTX) yang terkandung dalam ikan buntal jauh lebih beracun daripada sianida dan mengonsumsi 1-4 mg Tetradotoksin dapat menyebabkan kematian. Pada ikan buntal, racun ini banyak terdapat pada hati, usus, kulit dan indung telur. Selain pada ikan buntal yang ada di laut, racun ini juga ditemukan pada beberapa spesies ikan buntal ait tawar.

TTX bekerja dengan cara menghambat pompa natrium pada membran sel saraf, otot tulang rawan, dan otot  jantung. Hal ini menghentikan pelepasan ion natrium yang diperlukan untuk mengirimkan impuls saraf, menyebabkan  paralisasi dan gangguan fungsi saraf. Ketika seseorang terpapar dengan TTX akan muncul gejala keracunan yang termasuk mati rasa pada mulut dan wajah, mual, muntah, kesemutan, detak jantung cepat, penurunan tekanan darah, dan bahkan kelumpuhan otot. Dalam beberapa kasus, keracunan ini dapat menyebabkan gagal napas dan bahkan kematian.

Dalam beberapa tahun terakhir, TTX menjadi perhatian karena sudah terdeteksi pada hewan sejenis kerang yaitu bivalve yang ada pada pesisir sekitar New Zealand dan Eropa. Hewan sejenis kerang ini dapat terpapar oleh TTX karena mereka adalah organisme filter yang hidup di laut. Kerang menyaring partikel-partikel kecil, termasuk plankton dan makanan lainnya, dari air sekitar mereka untuk bertahan hidup. Sayangnya, dalam proses ini, mereka juga menyerap racun dan kontaminan lainnya yang ada di lingkungan mereka, termasuk tetradotoksin yang dihasilkan oleh organisme laut tertentu. Namun, meskipun ada resiko dari bahaya TTX pada seafood, belum ada regulasi yang menyangkut tentang batas aman TTX pada seafood seperti marine toksin yang lainnya.

Untuk menguji TTX pada sampel seafood dapat dilakukan dengan menggunakan UHPLC yang dilangkapi dengan detektor Triple Quadrupole Mass Spectrometer. Shimadzu telah menerbitkan application note mengenai analisis TTX dengan judul “Development of Sensitive and Selective Methods for Identification of Marine Toxins by Liquid Chromatography Tandem Mass Spectrometry”. Pada application note tersebut analisis dilakukan menggunakan instrumentasi UHPLC Nexera dan detektor LCMS-8050. Dengan kolom HILUC sepanjang 15cm. Profil kromatogram dan kurva kalibrasi dari senyawa TTX dapat dilihat dibawah ini :

Kromatogram dan Kurva Kalibrasi TTX, Sumber : Shimadzu

Dengan menggunakan UHPLC Nexera LC-40 yang dipasangkan dengan LCMS-8050RX untuk pengujian Identifikasi dan kadar senyawa TTX dalam seafood dapat dihasilkan data yang sangat sensitif, akurat dan memiliki regresi kurva kalibrasi diatas 0.999. LC-40 Nexera merupakan UHPLC Shimadzu dengan kapabilitas AI untuk mempermudah analisa dan LCMS-8050RX merupakan LCMS TQ terbaru dari shimadzu yang memiliki sensitivitas tinggi dan robustness yang tiada tanding.

LC-40 dan LCMS-8050RX, sumber : Shimadzu

Untuk Brosur, Application Note Terkait, Info dan diskusi mohon hubungi : ams@ditekjaya.co.id

Referensi :

Shimadzu Corporation Japan (2017), Development of Sensitive and Selective Methods for Identification of Marine Toxins by Liquid Chromatography Tandem Mass Spectrometry,

Paz Otero Et Al (2022), Emerging Marine Biotoxins in European Waters: Potential Risks and Analytical Challenges

Said, N. H. (2024, October 10). 5 Nelayan di Pinrang Keracunan Ikan Buntal, 4 Dirawat-1 Meninggal. Detiksulsel. https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7581936/5-nelayan-di-pinrang-keracunan-ikan-buntal-4-dirawat-1-meninggal

Pratama, R. L. (2024, March 7). Tiga orang Meninggal karena makan ikan buntal, Awas ini bahaya mengonsumsinya sembarangan. KOMPAS.tv. https://www.kompas.tv/lifestyle/490767/tiga-orang-meninggal-karena-makan-ikan-buntal-awas-ini-bahaya-mengonsumsinya-sembarangan?page=all

SHARE :

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

MORE NEWS