Anggur shine muscat merupakan anggur merupakan salah satu jenis anggur yang berasal dari Jepang. Anggur ini pertama kali ditanam pada tahun 1988 dan penyebarannya banyak ditemukan di China. Anggur jenis ini masuk ke Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dengan cara impor. Anggur shine muscat bisa tersebar luas karena merupakan varietas anggur yang terkenal dengan rasa manis dan aromanya yang kuat, sehingga diminati banyak kalangan. Namun akhir-akhir ini beredar kabar pada detik.com bahwa anggur shine muscat yang berasal dari china, terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Dalam berita detik.com tersebut dijelaskan bahwa Otoritas Pangan Thailand mengungkapkan hasil uji Laboratorium pada anggur shine muscat sebanyak 24 sampel, hasilnya ditemukan 23 sampel anggur shine muscat yang terkontaminasi residu pestisida. Pestisida yang teridentifikasi berjumlah 14 residu berbahaya yang melebihi batas aman 0.01 mg/kg dan terdapat 50 jenis residu pestisida lain yang terdeteksi namun tidak dirincikan.
Residu pestisida adalah pestisida yang masih tersisa dalam hasil pertanian bahan pangan, senyawa pestisida digunakan untuk mengendalikan hama, terutama serangga dan jamur pada tanaman. Residu pestisida yang terkandung pada bahan pangan dapat menimbulkan efek yang bersifat langsung terhadap konsumen, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti memicu perkembangan penyakit seperti kanker, penyakit ginjal dan paru-paru. Residu pestisida yang ditemukan pada anggur shine muscat pada berita diatas adalah sekitar 64 jenis residu pestisida, yang diantaranya chlorpyrifos, triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole and fludioxonil. Berikut merupakan penjelasan masing-masing dari jenis pestisida :
- Chlorpyrifos merupakan pestisida jenis Organofosfat untuk mengontrol lalat, nyamuk (dalam bentuk larva dan dewasa), berbagai jenis hama pertanian, hama rumah tangga (Blattellidae, Muscidae, Isoptera), dan larva dalam air.
- Triasulfuron merupakan jenis herbisida golongan sulfonilurea yang digunakan untuk mengendalikan gulma.
- Cyflumetofen merupakan jenis pestisida Akarisida dan Insektisida digunakan untuk membunuh tungau dan kutu.
- Tetraconazole merupakan pestisida jenis Organoflourine yang digunakan untuk membunuh jamur.
- Fludioxonil merupakan pestisida phenylpyrrole untuk membunuh jamur.
Dari kelima jenis pestisida tersebut yang paling berbahaya yaitu chlorpyrifos dimana pestisida ini bersifat sangat beracun dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada saraf anak-anak. Untuk regulasi residu pestisida pada produk pangan mengacu pada Peraturan EU yang menetapkan batas maksimum residu (MRL) sebesar 0.01 mg/kg untuk pestisida secara umum dan pestisida yang tidak disebutkan secara spesifik. Ini dilakukan untuk keamanan bahan pangan bagi konsumen terlebih untuk bayi, anak-anak dan vegetarian.
Di Indonesia sendiri saat ini sedang melalukan pengambilan sampel anggur shine muscat yang beredar di pasar Indonesia oleh BPOM dan berkoordinasi dengan dinas pertanian dan karantina, untuk menindaklanjuti serta menguji kandungan residu pestisida yang terdapat pada anggur shine muscat (link).
Melihat bahaya dan dampak residu pestisida pada bahan pangan, pengejian residu pestidida dalam bahan pangan sangat direkomendasikan untuk produsen maupun pengimpor bahan pangan, pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahan pangan yang disebarluaskan ke masyarakat sudah aman dari senyawa-senyawa berbahaya.
Pengujian residu pestida pada produk pangan pastinya memiliki tantangan tersendiri, karena pangan yang dianalisa memiliki senyawa yang kompleks yang bisa mengganggu senyawa residu pestisida yang menjadi senyawa target. Oleh karena itu preparasi menggunakan metode QuEChERS (stands for Quick, Easy, Cheap, Effective, Rugged and Safe) yang cepat dan sangat akurat untuk pengujian residu pestisida. PT Ditek Jaya menyediakan QuEChERS dari Biotage untuk analisis residu pestisida contohnya dalam anggur shine muscat, untuk pengujian dalam sampel ini dibutuhkan QuEChERS EN maupun AOAC untuk pigmented fruit.
Setelah preparasi dengan QuEChERS, pengujian terlebih dillanjutkan menggunakan LCMS Triple Quadrupole dan GCMS Triple Quadruplo. Pengujian dilakukan menggunakan kedua instrumentasi ini harus dilakukan karena untuk mencakup pestisida dengan kepolaran yang tinggi hingga kepolaran yang paling rendah. Shimadzu telah menerbitkan Application Note mengenai analisis residu pestisida dengan judul “Method for the determination of 326 Residual Pesticides in Food using LCMS 8045 and GCMS-TQ8040NX”. Application note ini sudah mencakup beberapa pestida yang diregulasi dibeberapa negara yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Pada application note tersebut untuk analisis residu pestisida dapat mendeteksi hingga LOQ 10 ug/kg untuk 170 jenis pestisida pada LCMS TQ dan 108 jenis pestisida menggunakan GCMS TQ. Serta 96 jenis pestisida dengan LOQ 20 ug/kg dan 46 jenis pestisida dianalisis menggunakan LCMS TQ dan GCMS TQ. berikut merupakan contoh dari kromatogram dan kurva kalibrasi untuk analisa pestisida menggunakan LCMS TQ dan GCMS TQ :
Dengan menggunakan UHPLC Nexera LC-40 yang dipasangkan dengan LCMS-8050RX serta GC-2030 yang dipasangkan dengan GCMS TQ8040NX untuk pengujian Identifikasi dan kadar residu pestisida dalam produk pangan, dapat dihasilkan data yang sangat sensitif, akurat dan memiliki regresi kurva kalibrasi diatas 0.992. LC-40 Nexera dan GC-2030 Nexis merupakan UHPLC Shimadzu dengan kapabilitas AI untuk mempermudah analisa dan LCMS-8050RX serta GCMS TQ-8040NX merupakan LCMS TQ dan GCMS TQ terbaru dari shimadzu yang memiliki sensitivitas tinggi dan robustness yang tiada tanding.
Untuk Brosur, Application Note Terkait, Info dan diskusi mohon hubungi : ams@ditekjaya.co.id
Pertanian. (2021, June 14). WASPADA RESIDU PESTISIDA PADA BUAH DAN SAYUR. http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi/artikel-pertanian/380-waspada-residu-pestisida-pada-buah-dan-sayur
Chey, H., & Buchanan, S. (2008). Toxins in everyday life. Primary Care Clinics in Office Practice, 35(4), 707–727. https://doi.org/10.1016/j.pop.2008.07.001
EU legislation on MRLs. (n.d.). Food Safety. https://food.ec.europa.eu/plants/pesticides/maximum-residue-levels/eu-legislation-mrls_en
Pesticide detail | CODEXALIMENTARIUS FAO-WHO. (n.d.). https://www.fao.org/fao-who-codexalimentarius/codex-texts/dbs/pestres/pesticide-detail/en/?p_id=273
Tim detikHealth & https://www.facebook.com/detikcom. (2024, October 29). Heboh Anggur Muscat Terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Detikbali. https://www.detik.com/bali/berita/d-7612312/heboh-anggur-muscat-terkontaminasi-bahan-kimia-berbahaya
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6322420/#:~:text=Fludioxonil%20is%20a%20phenylpyrrole%20pesticide,and%20at%20point%20of%20sale